Senin, 27 April 2015

Pelakon Kehidupan

Malam ini aku kembali dengan rentetan aksara yang begitu menawan. Racikan kata-kata yang tercipta begitu menggambarkan keadaan sekarang. Malam tanpa hiasan bintang dan purnama sudah seminggu ini memperlihatkan diri.

"Kemana malam yang biasanya membuatku nyaman?"

Mungkin Sang Pencipta sedang menyimpannya menunggu waktu yang tepat dengan suasana yang tepat juga. Berbisik manis dengan langit menjadi pilihan ketika semua orang memilih kembali dengan semua rutinitas.

"Langit yang penuh kebingungan ceritakan padaku, apa yang membuatmu gelisah?" tanyaku pada langit.

"Aku menunggu teman, tidak...tidak dia lebih dari teman?" seru langit malam ini.

"Lantas siapa yang engkau tunggu? Spesialkah dia? Berharga kah dia? Apa dia bisa membuatmu nyaman? Dan apa dia juga mengharapkanmu?" jawabku lantang

"Ya, dia begitu spesial. Dia yang selalu membuat makhluk ciptaan-Nya tersenyum, kalau tidak bisa membuat nyaman mana mungkin aku tunggu. Bukankah itu hanya membuang waktu? Soal mengharapkan aku tidak tau pasti tapi ada kalanya dia datang dan dia pergi." langit begitu manis malam ini.
Aku menunggu bulan dan bintang wahai manusia.

"Kenapa harus dua wahai langitku? coba pilih salah satu dari mereka?"

"Tidak bisa, mereka sudah satu kesatuan yang utuh. Aku nyaman dengan keadaan yang telah dibuat oleh-Nya."

"Kenapa langit?"

Langit pun tidak menjawab. Rentetan riwayat rahasia alam sudah tegas menggambarkan ada takdir khusus untuk semua yang telah diciptakan-Nya. Di langit yang mengambang dan menempel begitu kokoh menciptakan sebuah pertanyaan retoris. Sedangkan di bumi yang  telanjang menunjukkan keadilan sang Pencipta alam.

Siklus waktu tak pernah diam. Begitupun dengan kehidupan, selagi kita masih ditempa dunia perubahan sudah menjadi takdir tegas dari-Nya.
Cahaya bintang yang begitu terang mengajarkan akan ada setiap jalan untuk berbagai kehidupan yang membutuhkan jawaban. Cahaya bulan yang tumbang menunjukkan bahwa pelakon hidup di dunia harus melibatkan-Nya dalam berbagai urusan.

Ini udah seadil-adilnya hidup. Hidup akan berjalan selaras jika pelakonnya pun patuh akan perintah-Nya.

Berjalanlah dengan semestinya, buatlah kenangan indah di bumi teka-teki ini. Kerikil kecil yang hadir. Sambutlah, bukankah itu tamu yang layak untuk dijamu? Jamu dia dengan baik.

Hidup akan terasa lebih mudah jika kita melibatkan Maha Penjaga untuk setiap langkah kita.

Ratna Dyah Dwi Islamiati | 27-04-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar