Selasa, 14 April 2015

Terlampau indah untuk dilupakan

Perasaan aku ini aneh, aku ingin marah ketika kamu masih memikirkan dia. Tapi enggak mungkin, aku cemburu sama kamu tapi aku tau aku bukan siapa-siapa. Dia yang begitu sempurna, dia yang selalu kamu kejar, dia yang menyita  perhatianmu, dan bahkan dia yang kamu tunggu. Apa dia yang ada dihati kamu?Mungkin iyaa.
Dia yang begitu sempurna sehingga menutup kemungkinan untuk kamu lupakan, walau aku tau kamu sedang berusaha keras untuk melupakan. Jangan dipaksa, karena aku tau semakin kamu memaksa semakin ingat, biarlah semua berjalan sesuai dengan Jalan-Nya. Aku pun tau dalam sujudmu, kamu tak lupa selipkan dia dalam doamu, berharap dia juga mengaminkan setiap doamu. Apa kamu tau akupun melakukan hal sama denganmu, aku sempat memutuskan untuk menanggalkan tapi tidak menghilangkan rasa ini. Aku juga mencuri-curi untuk menyelipkan namamu dalam setiap doaku, berharap kamu mengamininya. Kita ini sama, sama-sama sadang memperjuangkan yang tak pasti, dengan titik segitiga tepatnya. Kamu memperjungkan dia sedangkan aku memperjungkan kamu. Bukankan itu terlalu sakit untuk dilanjutkan. Apa kamu tau serapuh apa hati ini? Semoga kamu mengerti.

Hari demi hari aku lewati bareng kenangan yang pernah tercipta antara kita, aku pun belum berhasil mengurangi kadar itu. Masih tergambar jelas dengan kadar yang masih sama pula. Apa memiliki mu hanya sebuh ilusi, seakan kenyakinan ini semakin semu. Jika memang kita tidak ditakdirkan untuk bersama, setidaknya kamu akan selalu ingat aku pernah hadir dihati mu sebagai penyemangat. Tapi aku lebih senang menyebut kehadiranku hanya untuk sebagai "katalis" yang hanya untuk mempercepat reaksi tapi akhirnya akan hilang. Karena kamu tidak mengiyakan untuk terus berjalan kontinyu. Ya, aku hanya mempercepat perubahkan, tapi akhirnya tetap kembali keawal. Walaupun aku datang hanya untuk itu tapi aku bahagia pernah menjadi bagian dari hidupmu, mengajarkan tentang berbagi macam kehidupan yang begitu nyata akan berbagai masalah.

Ketika lagu itu diputar berulang-ulang, seakan 1% nya memang lagu tapi 99%nya kenangan. Aku tau yang aku lakuin ini salah, masih mengingat kenangan denganmu termasuk suka mengulang lagu yang berhubungan denganmu. Memang ini bukan bagian dari melupakanmu. Biarkan saja aku menunggu, menunggu dalam dilema, menunggu kamu melupakannya.

Aku sudah terlampau sering memberi kode, mungkin kamu peka akan itu. Seakan aku terlalu berharap bahkan terlalu mengerjar, aku akan bersikap biasa berjalan dengan semestinya, tidak akan memaksa untuk sebuah penantian yang semu. Jika kamu sudah lelah berlari, ada aku dibelakang kamu yang masih setia berdiri dibelakangan entah untuk memberi semangat atau entah untuk melihat kamu bahagia dengannya. Karena aku sudah lelah berlari, aku memilih untuk berjalan dibelakangmu untuk menikmati perjalanan yang begitu mengajarkan banyak hal. Tapi aku tetap sini dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Semoga aku tetap akan ada, walau entah sebagai apapun itu buat kamu

Selamat berjuang untuk move on :)

Ratna dyah | 16-04-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar