Daun merintih kedinginan tergoyangkan oleh angin. Untaian kata manis membentuk sholawat terucap syahdu dari bibir yang kerap kali khilaf berbuat dosa. Tangan sibuk memainkan jari telunjuk penuh ketegasan. Mata berkedip pada Tuhan mengisyaratkan suatu hal. Waktu memang mengajarkanku banyak hal. Usia sudah tidaklah muda. Banyak salah dan dosa sudahlah pasti. Menghidupi mampi dengan sebaik-baiknya. Berpedoman pada ajaran islam yang benar. Ingin menjadi perempuan yang sebaik-baiknya perempuan. Dengan rasa malu pada Rabbku selalu kepegang.
Perempuan yang mempunyai kelembuatan hati luar biasa. Memikul beban pikiran dengan senyuman. Kadang memang lemah sebagai manusia biasa. Semakin tahu tentang kecintaan Allah padaku, semakin takut untuk menduakan. Seakan malu dan menundukkan kepala, bahwa memang Engkau sebaik-baiknya Perencana. Waktu sudah menjadi sumpah Allah yang tertera dalam QS.Al-'ASR. Semakin takut untuk menyalahkan waktu dan membuang percuma waktu untuk memikirkan yang bukan kodratnya untuk dipikirkan. Sering kali terbuai oleh rangkaian kata yang dihaturkan lawan jenis, membuat kita lupa akan cinta yang lebih abadi yaitu dari-Nya.
Sering kali keliru dalam pemahaman mengenai cinta. Wanita muslimah akan merasa gelisah bila hatinya mencintai cinta selain Rabbnya. Sering kali menangis memberontakkan hati dan pikiran untuk berjalan sesuai kodratnya. Perasaan cinta memang manusiawi. Perasaan itu akan ada, memang ada dan selalu ada. Tinggal pilihan kita sebagi umat yang taat pada Allah, apa yang harus diperbuat dan dilakukan. Dan Allah Maha Pencemburu, ketika Dia tahu bahwa cinta yang lain telah mengambil separuh perhatian kita hanya untuknya.
Diamku berbeda dengan diam—diam pada umumnya. Diamku menjadi doa yang kekal karena-Nya. Seakan ada tembok penghalang dengan kekuatan doa yang luar biasa membentengi hati dari cinta yang belum halal. Sedemikianlah cinta mempersembahkan lautan kata yang luar biasa mempesona. Membujuk untuk terlena didalamnya. Tapi tidak untuk wanita muslimah. Cukup dalam diam dia berdoa pada Rabbnya. Memohon ampun atas rasa yang melebihi rasa pada-Nya. Semoga aku termasuk wanita yang malu atas semua sikap yang telah kulakukan pada-Nya. Biarkan, aku dan dirimu dibatasi oleh rasa cinta dan malu karena-Nya. Biarkan lantunan doaku yang selalu menguatkan.
Aku tak pernah memaksa menangkap buih yang terbang menghilang. Biarkan masa membawanya pergi kembali pada cinta yang suci. Diamku penuh dengan kekuatan untuk menguatkan. Sesungguhnya cinta yang tak halal tak pantas untuk dimiliki. Karena memang belum menjadi hak kita pribadi. Melantunkan kata mesra pada pasangan 'yang belum halal' hanya perbuatan yang mendekati zina, dan Allah tidak menyukainya. Bila memang kita dipisahkan, maka ini seuatu rahmat dari Allah, mungkin bisa jadi dia bukan orang yang tepat untukmu dan hanya datang untuk belajar atau mengajarkan. Masa akan menunjukkan kesetiaannya. Tidak ada yang sia-sia untuk dijalankan. Apalagi ini karena-Nya. Sengguh memang Allah Maha membolak-balikkan hati. Biarkan buih itu terbang menghilang bersama masanya.
Menyerahkan hati pada Allah memang menjadi kunci utama membuat hati tenang dan damai. Biarkan rasa ini terbungkus manis dalam doa. Aku punya pedoman yang harusku junjung tinggi dan aku pun tahu kamupun sama sepertiku. Biarkan tasbih menjadi teman ⅓ malamku. Biarkan sajadah menjadi pelengkap yang abadi untuk curahanku. Biarlah tangan menjadi penggerak yang paling kuat menghapus setiap linangan air mataku. Dan aku selalu menyisakan waktuku untuk mendoakanmu. Allah memang tahu yang terbaik untuk hambanya.
Meski porsimu hanya kecil dihati, dalam sujudku tak pernah lupa mendoakanmu. Meskipun cintaku tak mutlak, tetapi tetap utuh dan sempurna. Karena imanku mempunyai malu untuk menyempurnakankannya. Malu pada pemilik nafasku.
Allah mempunyai rencana luar biasa untuk setiap hambanya yang takwa pada-Nya. Allah sering menguji keimanan kita. Karena Allah memang sayang kita. Tetap berserah diri pada Allah. Bila memang dia pasti akan dia. Jangan pernah takut untuk melepas. Lepaskan, karena dia bukan sepenuhnya hakmu dan memang bukan hakmu. Karena belum ada ikatan halal yang menyatukan. Maka lepaskanlah.
Kadangkala Allah menghilangkan mentari kemudian dia menggantikannya dengan gurun. Allah hanya ingin kalian tahu hidup tak selamanya mulus tanpa rintangan. Bila harus mencari mentari sampai kamu lupa mencintai dirimu sendiri apalagi Rabbmu. Sungguh sia-sia hidupmu. Padahal Allah menggantikan yang lebih indah yaitu dengan pelangi warna-warni untuk dapat kau lihat. Supaya kita mengerti kehilangan tak selamanya menyakitkan.
Untuk kamu rahasia Allah. Cukuplah diriku tahu dirimu punya iman dan Agama. Silakah berjuang dengan cara yang indah dan sederhana lewat sujud dan doa.
Ratna Dyah Dwi Islamiati| 06-07-15