Selasa, 17 Januari 2017

Cemburu (!)

Kamu pikir aku tidak cemburu, kamu pikir aku diam karena aku tak tahu?
Kamu salah, aku diam karena aku tahu. Dan yang aku tahu, itu yang membuatku cemburu. Apa masih perlu menyentil masa lalu? Masih mau menjamah lagi? Apa masih ada yang tertinggal?
Hubungi dia jika memang itu maumu, aku tidak melarang. Hanya saja aku cemburu.
Tanya saja kabarnya jika kamu masih perlu. Berceritalah semaumu, mungkin masih ada banyak kata yang dulu sempat kau tunda. Bicaralah sekarang, perihal ketegasan yang dulu kamu ragukan. Aku tidak melarang. Hanya saja aku cemburu.

Sekuat-kuatnya, akupun punya lelah. Jika rasa penasaranmu sudah melampaui batas wajar. Aku menyerah atas kamu. Angkat tangan atas ulahmu. Aku akan tetap berjalan meski langkahku menjauhimu. Semoga kamu paham ada wanita yang begitu cemburu dengan ulahmu.

Entah kapan kamu akan membaca ini. Yang dirasa, Wanitamu begitu cemburu.

-ratna dyah dwi islamiati-
17-01-2017

Kamis, 12 Januari 2017

Perihal mencintaimu

"Adakah yang lebih indah dari mencintai dan dicintai?"
Tubuh berjuang dengan begitu tabah dan betah. Menjaga apa yang perlu dijaga. Tidak sepantasnya aku menuntut lebih darimu. Membatasimu dengan semua ancamanku. Aku bukan seanak kecil itu. Cinta yang tak sepatutnya aku hakimi.  Menjadikan aku perioritas utamamu. Jika engkau tau, inginku kesampingkan gengsiku. Menanyakan ini itu. Perihal hati yang engkau yakini untukku.
Adakah rindu yang mengrogotimu? Jika memang iya, apakah itu rindu untukku. Aku tak pernah tau tentang isi hatimu. Akupun tak ingin tahu, karena aku takut kecewa dan sakit saat mengetahui ada nama lain selain aku.
Apa kamu masih egois dengan pilihanmu? Mengetahui bahwa aku mencintaimu sebegitu hebatnya. Ku harap tak ada niatan untuk menyakitiku. Sakit memang saat tau ada nama lain yang masih kau sertakan dalam perjalananmu. Aku bisa apa?
Bila kamu jadi aku. Apa kamu akan setabah ini?
Tolong bila ada waktu, pikirkan orang yang benar mencintaimu. Tentang perasaannya, tentang hatinya. Sesakit apa mencinta tapi tak pernah dianggap ada. Sering menelan ludah bila memang terlalu sesak didada. Bahkan seringkali mengecup dan memeluk hati, memastikan bahwa ini tak apa. Sudah menjadi resiko mencintai. Menahan rasa setiap hal diluar logika.
Terimakasih kuucapkan untukmu, dengan ini aku tahu harus sekuat dan setabah apa aku untukmu. Aku tak ingin hanya ada, tapi memang selalu ada. Mungkin ini resiko berat mencintaimu. Meski nafas tersengal-sengal. Nada bicara yang semakin meninggi, ketahuilah tanpa pelukanmu aku pun begitu rapuh. Ini tidak diluar sadarku, aku sadar dan aku tahu itu. Kaulah alasan degupku, cepat lambatnya kaupun berperan. Izinkan, tetap engkau sebagai langkah dan tujuanku. Karena aku takut menjadi aku yang kau asingkan.

-ratna dyah dwi islamiati-
14 Januari 2017

Selasa, 07 Juli 2015

Kebawa Perasaan

Aku selalu berdoa semoga selalu dijaga Allah. Silakan bahagia dengan cara anda. Bila memang kita, pasti akan dipertemukan dengan cara yang indah.

Aku selalu berdoa semoga selalu diberi kemudahan oleh Allah. Biarkan dengan cara Allah kamu merajut apa itu bahagia.

Mungkin kita tak sedekat dulu tapi doaku jauh lebih mendekatkanku dengan apa yang terbaik untukku. Semoga kamu termasuk doa yang diaminkan oleh Allah.

Perhatianku bukan untuk menyapa mu setiap waktu, tetapi perhatianku hanya lewat isyarat dalam setiap sujudku.

Semangatku untukmu setiap saat, ketika kamu terlelap tidur dan aku terbangun di ⅓ malamku. Aku selipkan namamu agar Allah memberi kekuatanmu hari ini dan seterusnya.

Aku akan melanjutkan cintaku sesuai yang diperintahkan. Tidak perlu mengumbar. Cukup aku dan Allah yang tahu. Seberapa sering Allah mendengar namamu dalam setiap doaku.

Aku akan terus memantaskan dan mempersiapkan hati. Suatu saat akan ada hari penentuan untuk sebuah kesetiaan. Semoga aku selalu bisa menerima setiap keputusan dari-Nya. Yang terpenting aku selalu berdoa semoga kita selalu dijaga. Kuharap kamu pun begitu.

Maafkan jika aku bukan ratna yang kamu kenal dulu. Aku jauh lebih bisa menata diri bahkan hidupku untuk menuju ridho-Nya. Jika kita masih percaya doa adalah cara mencintai yang paling rahasia, silakan lakukan itu. Simpan rapat-rapat perasaan ini dan rindu yang memuncak. Biarkan Allah yang menjaga. Serahkan pada-Nya.

Aku tak pernah takut untuk kehilangan. Karena aku masih punya Allah yang jauh lebih setia. Aku percaya sangat percaya takdirnya akan membawa pelangi indah yang akan aku lihat bersama orang yang masih dirahasiakan. Semoga kamu.

Semoga kamu tak pernah lelah membaca setiap tulisanku. Karena ditulisan ini kamu akan tahu seberapa takut aku pada Allah dan seberapa kuat aku memperjuangkanmu dijalan-Nya. Kamu orang yang dewasa dan pintar, jangan pernah tinggalkan sholat dan luangkan waktumu untuk baca Al-Qur'an.

Selamat berbuka puasa ^_^

Ratna Dyah Dwi Islamiati| 07-07-15

Senin, 06 Juli 2015

Malu, Diam, dan Cinta

Daun merintih kedinginan tergoyangkan oleh angin. Untaian kata manis membentuk sholawat terucap syahdu dari bibir yang kerap kali khilaf berbuat dosa. Tangan sibuk memainkan jari telunjuk penuh ketegasan. Mata berkedip pada Tuhan mengisyaratkan suatu hal. Waktu memang mengajarkanku banyak hal. Usia sudah tidaklah muda. Banyak salah dan dosa sudahlah pasti. Menghidupi mampi dengan sebaik-baiknya. Berpedoman pada ajaran islam yang benar. Ingin menjadi perempuan yang sebaik-baiknya perempuan. Dengan rasa malu pada Rabbku selalu kepegang.

Perempuan yang mempunyai kelembuatan hati luar biasa. Memikul beban pikiran dengan senyuman. Kadang memang lemah sebagai manusia biasa. Semakin tahu tentang kecintaan Allah padaku, semakin takut untuk menduakan. Seakan malu dan menundukkan kepala, bahwa memang Engkau sebaik-baiknya Perencana. Waktu sudah menjadi sumpah Allah yang tertera dalam QS.Al-'ASR. Semakin takut untuk menyalahkan waktu dan membuang percuma waktu untuk memikirkan yang bukan kodratnya untuk dipikirkan. Sering kali terbuai oleh rangkaian kata yang dihaturkan lawan jenis, membuat kita lupa akan cinta yang lebih abadi yaitu dari-Nya.

Sering kali keliru dalam pemahaman mengenai cinta. Wanita muslimah akan merasa gelisah bila hatinya mencintai cinta selain Rabbnya. Sering kali menangis memberontakkan hati dan pikiran untuk berjalan sesuai kodratnya. Perasaan cinta memang manusiawi. Perasaan itu akan ada, memang ada dan selalu ada. Tinggal pilihan kita sebagi umat yang taat pada Allah, apa yang harus diperbuat dan dilakukan. Dan Allah Maha Pencemburu, ketika Dia tahu bahwa cinta yang lain telah mengambil separuh perhatian kita hanya untuknya.

Diamku berbeda dengan diam—diam pada umumnya. Diamku menjadi doa yang kekal karena-Nya. Seakan ada tembok penghalang dengan kekuatan doa yang luar biasa membentengi hati dari cinta yang belum halal. Sedemikianlah cinta mempersembahkan lautan kata yang luar biasa mempesona. Membujuk untuk terlena didalamnya. Tapi tidak untuk wanita muslimah. Cukup dalam diam dia berdoa pada Rabbnya. Memohon ampun atas rasa yang melebihi rasa pada-Nya. Semoga aku termasuk wanita yang malu atas semua sikap yang telah kulakukan pada-Nya. Biarkan, aku dan dirimu dibatasi oleh rasa cinta dan malu karena-Nya. Biarkan lantunan doaku yang selalu menguatkan.

Aku tak pernah memaksa menangkap buih yang terbang menghilang. Biarkan masa membawanya pergi kembali pada cinta yang suci. Diamku penuh dengan kekuatan untuk menguatkan. Sesungguhnya cinta yang tak halal tak pantas untuk dimiliki. Karena memang belum menjadi hak kita pribadi. Melantunkan kata mesra pada pasangan 'yang belum halal' hanya perbuatan yang mendekati zina, dan Allah tidak menyukainya. Bila memang kita dipisahkan, maka ini seuatu rahmat dari Allah, mungkin bisa jadi dia bukan orang yang tepat untukmu dan hanya datang untuk belajar atau mengajarkan. Masa akan menunjukkan kesetiaannya. Tidak ada yang sia-sia untuk dijalankan. Apalagi ini karena-Nya. Sengguh memang Allah Maha membolak-balikkan hati. Biarkan buih itu terbang menghilang bersama masanya.

Menyerahkan hati pada Allah memang menjadi kunci utama membuat hati tenang dan damai. Biarkan rasa ini terbungkus manis dalam doa. Aku punya pedoman yang harusku junjung tinggi dan aku pun tahu kamupun sama sepertiku. Biarkan tasbih menjadi teman ⅓ malamku. Biarkan sajadah menjadi pelengkap yang abadi untuk curahanku. Biarlah tangan menjadi penggerak yang paling kuat menghapus setiap linangan air mataku. Dan aku selalu menyisakan waktuku untuk mendoakanmu. Allah memang tahu yang terbaik untuk hambanya.

Meski porsimu hanya kecil dihati, dalam sujudku tak pernah lupa mendoakanmu. Meskipun cintaku tak mutlak, tetapi tetap utuh dan sempurna. Karena imanku mempunyai malu untuk menyempurnakankannya. Malu pada pemilik nafasku.

Allah mempunyai rencana luar biasa untuk setiap hambanya yang takwa pada-Nya. Allah sering menguji keimanan kita. Karena Allah memang sayang kita. Tetap berserah diri pada Allah. Bila memang dia pasti akan dia. Jangan pernah takut untuk melepas. Lepaskan, karena dia bukan sepenuhnya hakmu dan memang bukan hakmu. Karena belum ada ikatan halal yang menyatukan. Maka lepaskanlah.

Kadangkala Allah menghilangkan mentari kemudian dia menggantikannya dengan gurun. Allah hanya ingin kalian tahu hidup tak selamanya mulus tanpa rintangan. Bila harus mencari mentari sampai kamu lupa mencintai dirimu sendiri apalagi Rabbmu. Sungguh sia-sia hidupmu. Padahal Allah menggantikan yang lebih indah yaitu dengan pelangi warna-warni untuk dapat kau lihat. Supaya kita mengerti kehilangan tak selamanya menyakitkan.

Untuk kamu rahasia Allah. Cukuplah diriku tahu dirimu punya iman dan Agama. Silakah berjuang dengan cara yang indah dan sederhana lewat sujud dan doa.

Ratna Dyah Dwi Islamiati| 06-07-15

Sabtu, 04 Juli 2015

Bercermin

Layaknya bercermim dari cerita banyak orang. Merajut sesak ketika ikut didalamnya. Ternyata aku belum lebih baik dari mereka, dan mereka tidak seburuk yang kukira.

Kamu sering menemui wanita yang bersolek manis dengan pipi merona, bulu mata palsu, bibir merah merona, dan pakaian ketat mengikuti bentuk tubuhnya. Mungkin menurutmu dia lebih menarik. Tapi aku bukan wanita seperti itu. Aku hanya wanita dengan baju kurung yang panjang sampai mata kaki, dengan hijab yang menutupi leher dan dadaku, hanya nampak sederhana dan sangat sederhana. Itu yang selalu diajarkan Rabbku untuk mempercantikku. Sikap keibuan yang menjadi pusatku, dan aku tertarik untuk mendalaminya. Karena apa, sikap keibuan bisa mengalahkan wanita cantik dengan polesan yang dapat terhapus tissu basah. Wanita mahal untuk laki-laki yang mahal pula.

#tes#SelamatPagi

Ratna Dyah Dwi Islamiati|05-07-15

Rabu, 01 Juli 2015

Cinta Yang Selayaknya KuPerjungkan

Pagi ini seakan mendapat peringatan dari Allah. Sekiranya kemarin telah melakukan dosa yang sengaja maupun tidak sengaja. Hati yang tidak tenang akibat lalai terhadap Penciptaku. Ingin rasanya hanya terfokus mencintai Allah saja. Tetapi kadang hati menyulut nada menghantarkan untuk kembali merindukan seseorang. Maafkan hati yang sering kali melakukan hal-hal diluar kendaliku ya Rabb. Tentang cinta padanya, ternyata kurang benar dimataMu. Masih banyak kekeliruan yang menyelimuti dalam diam. Tentang cinta yang katanya dalam diam. Aku pun kurang mengerti harus ku bagaimanakan cinta yang selalu berkembang. Mungkin pilihan untuk mengembalikan pria terbaik kepadaMu pilihan yang tepat. Dia bukan milikku sepenuhnya. Dia masih milikMu ya Rabb, masih menjadi hak utuhmu. Biarkan diri ini memperbaiki diri sehingga pantas bersanding dengan orang yang telah Engkau takdirkan untukku.

Cinta dalam diam, bukan hanya sekadar diam melainkan terus membenahi diri. Bila cinta kepadamu semakin berkembang mungkin ini sebagian rencana yang telah dirajutkan Allah untukku. Tugasku hanya berjalan turus dalam ridho Allah. Aku serahkan urusan cintaku kepadaMu ya Rabb. Jika Engkau izinkan nama ini tetap ada dihatiku, jagalah dia :) Agar aku tidak terlena terhadap cinta yang belum Engkau halalkan untukku. Jika memang nama itu harus Engkau sirnakan berikan keikhlasan hati, bahwa memang Engkau masih menginginkan kita merajut cinta hanya berdua ya Rabb.

Biarkan doa menjadi sarana abadi untuk melukiskan. Semoga engkau adalah dia yang Dia takdirkan untuk hatinya menjadi tempatku bersandar. Sekarang biarkan aku berserah pada Tuhanku. Tujuanku hidup hanya ingin kembali dengan jalan yang disukai Allah. Cinta dalam diamku tidak memikirkannya saat jauh. Bila memang dia biarkan doa yang menghapus jarak antara kita. Biarkan aku terus memantaskan agar pantas untuk diperjungkan. Biarkan doa menjadi saksi abadi tentang perasaan yang telah dijaga Tuhan. Pada munajat penuh tangis pada-Nya. Sesungguhnya Allah penentu cinta yang abadi. Biarkan, dan biarkan Allah menjadi petunjukku untuk memilih cinta yang direstui-Nya.

Ya Allah, bantu aku menata hati ini dan buatlah semuanya menjadi netral. Bila memang harus engkau netralkan. Bila memang cinta tak sesuai harapan. Bantu aku menyiapkan diri jika memang  rencanaMu tidak sesuai dengan harapan. Agar aku bisa siap untuk terus bertaubat dijalanMu. Semoga ini bukan hanya wacana tanpa apresiasi yang nyata. Aku menulis bukan untuk membinasakan cinta. Aku hanya ingin berserah diri atas takdir yang telah dituliskan untukku.

Saat resah meminang saya, biarkan hati berkecambuk dengan Tuhanku. Dia adalah obat dari segala penyakit hati. Seakan rindu terhampar dan tergambar nyata dalam melodi semesta, yang telah apik membawa rindu sedekat ini. Hanya doalah yang mampu ku panjatkan, biarkan angin dan doa berbaur menjadi satu. Biarkan tersimpan manis sampai sang waktu mengizinkan untuk rasa bertukar rindu karena-Nya, dengan cara-Nya dan dalam kondisi yang telah dihalalkan-Nya.

Sesungguhnya aku takut atas murka Allah yang amat pedih. Pantas saja Allah murka terhadap orang yang berbuat zina dan yang mendekati zina. Nauzubillahhimindalik... Ya Allah, aku tidak ingin menjadi bahan bakar nerakaMu cuma gara-gara naluri cintaku terhadapnya yang membuatMu cemburu ya Rabb. Rindu ini memang tak sepatutnya melebihi rinduku pada-Mu. Aku sekarang mengerti apa yang harus aku lakukan. Biarkan ini menjadi rahasia antara Engkau dan aku. Terimakasih untuk peringatan menjadi wanita yang lebih anggun lagi. Semoga dapat mengispirasi banyak orang.

Bila ada seseorang yang berkata "Islam tu jangan yang islam banget lah, islam tu yang biasa-biasa saja". Enggak! Islam itu bukan biasa saja tetapi luar biasa. Semoga Allah memberi rahmat agar kita jauh lebih mendalami dan mencintai Allah. Untuk kamu pria yang baik. Maaf, jika pilihanku untuk mengembalikanmu pada Allah belum bisa diterima nalar. Biarkan Allah juga sama-sama membimbing kita dalam jalan-Nya.

Bukannya saya menolak cinta yang begitu indah. Tapi aku takut cintaku pada Allah terganggu hingga memberi ruang kepada cinta selain Allah. Kata-kata ini aku kutip dari sebuah sinopsis "Ku Tinggalkan dia karena Dia". Aku setuju dengan kata itu. Aku sungguh takut jika Allah cemburu dan sampai murka. Aku pun belum tau apakan namamu yang terlulis di lauh Mahfuzh. Apakah kamu yang akan mendampingi dan mendekatkan ku dalam surga Allah. Belum tentu. Hanya Allah yang mengetahui jawaban pasti dari pertanyaan ini. Hanya Allah yng tahu, bukan hatimu dan hatiku. Biarkan detak jantung ini resah akibat aku lalai terhadap perintahnya. Sepatutnya aku takut terharap balasan dari Allah atas dosa yang telah terbuat. Jangan sampai detak jantung ini resah akibat sesuatu hal yang diluar nalarku. Karena aku yang akan mempertanggungjawabkan atas apa yang telah dititipkan Allah untukku.

Ratna Dyah Dwi Islamiati | 02-07-15

Selasa, 30 Juni 2015

Menerka Walaupun Harus Menyapa

Pagi ini memasuki bulan juli. Menurutku juli ajaib, bisa ngerubah umurku. Udah hampir 18 tahun, horeee. Langit kelihatan cerah, bulan dan bintang menambah anggun penampilannya. Suasana hening melengkapi suasana menerung. Sebenarnya aku malas memikirkan soal ini. Aku pikir itu hanya hal yang biasa, tanpa perlu dikhawatirkan. Mimpi seakan tergesa untuk membuatnya menjadi nyata. Akupun kembali mengingat hal yang belum disepakati. Entah, mimpi hanya untuk menguatkan atau melemahkan, tapi buktinya aku masih takut untuk membayangkan. Barang kali ini hanya rasa takut untuk kehilangan.

Ingatan yang terlalu kuat untuk menampung berbagai kisah yang kini tersimpan. Mungkin itu alasan kenapa aku takut untuk menanyakan. Maaf, ini hanya hal bodoh yang membuat pikiran kalah terhadap keadaan. Mungkin kita hanya menyepakati sebagian hal, tanpa melihat berapa banyak hal yang belum kita sepakati. Aku tidak hanya menceritakan tentang diriku saja, ini tentang cerita seorang gadis perajut cinta. Aku bisa bahagia melalui banyak hal, hanya kadang sugesti membuatnya menjadi rumit.

Lelucon kadang membuat kita tahu bahwa hubungan tidak selamanya harus pacaran. Aku bukan tipe yang terlalu neko-neko. Aku lebih simpel dari penampilanku. Aku lebih suka menjadi orang yang baru untuk satu orang saja yang ditakdirkan untukku. Tidak ingin membawa semua kenangan dalam kehidupan sekarang, karena kenangan hanya singgah sementara dimasanya terdahulu. Biarkan kenangan tertinggal jauh tanpa harus menguliti seberapa luka yang membekas. Membuka lembaran penuh warna, tanpa harus membangkitkan luka.

Senyum kadang membawa luka. Air mata pun menghadirkan arti nyata. Tertawa tak selamanya tentang bahagia. Aku hanya ingin membawa senyum yang ikhlas walau luka tampak nyata. Aku mempunyai Tuhan yang Maha Menguatkan. Aku tak akan pernah melarikan diri dari cinta yang begitu nyata untukku. Yaitu dari Tuhanku. Jika aku sekarang merasakan cinta mungkin tak pernah melebihi cintaku pada-Mu. Itu alasan kenapa aku selalu ingin melihat orang-orang yang aku sayang hanya melihat senyumku tanpa harus melihat sedihku. Karena aku hanya ingin menjaga masalahku hanya dengan Tuhanku.

Lelucon juga kadang membuat orang lupa kalau bahagia tak selamanya tentang Jatuh Cinta. Aku hanya ingin membayangkan tanpa harus memikirkan. Hanya butuh menerka walau harus menyapa. Rasa rindu kerap kali menyapa dalam naungan kasih sayang dari-Nya. Sajadah yang tergelar indah menompang hamba-Nya yang ingin bercerita. Meresapi setiap tetesan air mata. Ya Allah, indahkan selalu rencanaMu untukku.

Langit tak selalu biru. Rumput pun tak selalu hijau. Hanya deretan kata yang menyimpan makna nyata. Hanya ingin didengarkan tanpa harus berkomentar. Kadang cukup menjadi pendengar yang baik untuk lawan bicaramu. Karena, sesungguhnya aku tau jawaban dari masalahku. Dan mendengarkan jauh lebih sulit dari pada mengomentari. Nasihat yang sering keluar dari mulut, entah ini hanya kata-kata belaka atau kalian juga merasakannya. Yang paling penting mendengarkan jauh lebih menenangkan. Air mengalir tak selamanya beraliran deras. Kadang tenang mengikuti alirannya, dan kadang pun deras seakan beradu kekuatan dengan alirannya.

Ini mungkin cerita yang terlalu lucu untuk dibaca. Tetapi kebanyakan dari kalian lupa, bahwa kenangan bukan untuk dihadirkan. Bukan untuk mengenang tetapi belajar menerima kenyataan. Cukup hanya mampir tanpa harus singgah.

Mengawetkan memang perlu perjuangan. Memaniskan memang perlu tambahan. Membuat pas kadang harus mengurangi dan menambahkan. Hidup harus seimbang, bukan hanya terus bermain drama tetapi ikut andillah menjadi sutradara. Karena bahagia kamu sendirilah yang membuatnya. Tetap libatkan Allah dalam berbagai urusanMu.

Selamat pagi juli. Bulan kelahiranku

Ratna Dyah Dwi Islamiati | 01-07-15