Aku masih duduk di samping jendela kamarku. Menatap kegelapan di luar sana. Seperti berharap malam tak segera berlalu, dan hari urung berganti pagi. Cakrawala masih menyisakan warna senja yang begitu tua. Bunyi yang terdengar sayup-sayup, gesekan lembut antara daun satu dengan yang lainnya , diikuti derap langkah dan gerakan kaki yang tak asing lagi didengar telinga. Dengan muka tua dan rambut yang hampir memutih mendekati ku, mengelus perlahan rambutku yang begerai sepunggung, Begitu menenangkan. Dia terus memberikan sentuhan lembut dengan tangan tuanya, tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya. Sebut saja dia wanita super dalam hidupku yang rela memperjuangkan hidup dan matinya hanya untuk satu tujuan yang mulia, Ya, agar aku dapat melihat dunia.
"Gadis kecilku sekarang sudah besar, kelak kamu akan meninggalkan ibu untuk mengejar kehidupan yang lebih layak"
kata yang membuatku miris ketika mendengarnya, telinga yang begitu sensitif untuk hal ini.
"Aku tau jalan pulang ibu, sejauh apapun aku melangkah aku akan kembali pulang kepangkuanmu bu, aku ya tetap aku gadis kecil mu yang selalu merindukan kasih sayangmu", Dengan mata berbinar aku berkata demikian untuk menguatkanmu ibu.
Entah berapa lama kita merunung, untuk membanyangkan ketika aku pergi dari pangkuanmu. Tiba-tiba, aku dibuat bersipu malu atas pertanyaannya, yang menanyakan tentang seorang yang sudah lama tak ku ceritakan lagi kepadanya.
"Apa dia masih ada sampai saat ini, dia kemana? kenapa cerita tentangnya jarang ku dengar lagi"
Sontak jantungku berdebar kencang, milihat senyum tipis sambil menggodaku untuk menceritakan tentang dia lagi dan lagi.
"Ibu dia masih tetap ada sampai saat ini, dia punya tempat tersendiri dihati ini sampai kapanpun. Tapi sekarang dia sedang berlayar bu, aku relakan dia berlayar asal dia selalu bahagia" Akhirnya air mata yang aku tahan untuk tidak menetes akhirnya mengalir deras dipipiku.
Ibu yang selalu menguatkan berkata " Rencana dari-Nya jauh lebih indah nak, biarkan dia berlayar. Jika dia memang ditakdirkan untukmu dia akan pulang, dia tau jalan mana yng harus dituju untuk kembali ketempat yang paling nyaman. Dia akan kembali kesisihmu."
Suara angin seakan mengiyakan kata kata yang telah diucapkan wanita hebat itu. Kupeluk erat tubuh yang begitu hangat akan perhatian yang luar biasa. Wajah mu masih terlihat cantik walaupun usia sudah tak lagi muda, terimakasih untuk kenyamanan yang telah engkau berikan untuk ku. Kelak aku akan merindukan mu sebagai rumah yang paling nyaman dan paling sejuk untuk tetap tinggal tanpa mau beranjak pergi.
Tetap menjadi wanita super ku. Tanpa pengorbananmu aku tidak pernah bisa melihat keindahan dari Sang Pencipta. Tunggu gadis kecilmu menjadi orang yang memang berhak untuk engkau banggakan. Kasihmu sepanjang masa ibu :)
Terimakasih untuk kesekian kalinya ibu...
Ratna dyah dwi islamiati | 17-04-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar