Minggu, 19 April 2015

Cinta Ibarat Benang Kusut

Hari ini terlalu panas untuk merenung, kegiatan yang sering kali kulakukan. Aku kembali dengan cerita tentang perasaan. Aku masih saja menghabiskan waktu untuk menantimu, duduk di teras rumah sedari menikmati segelas es teh manis. Kulihat awan yang bergulung-gulung dilangit begitu indah.

Tadi pagi pagi sekali ada seorang teman yang curhat akan perjalanan cintanya, yang menurutku si begitu rumit. Ahh, ibarat benang kusut. Ya, mungkin ungkapan itu yang mewakili untuk kondisi seperti ini. Bukankan setiap perjalanan terlalu sulit diterima oleh logika. Apalagi ini perihal cinta. Aku mencoba menerawang ke langit yang berhiasan awan. Bukankah awan itu juga terlihat rumit, bergulung-gulung dengan penuh tanya. "Apakah awan itu dibuat untuk satu tujuan yang pasti?" Entahlah aku tak ingin  menebak soal ini, terlalu rumit. Biarkan Sang Pencipta menyimpannya sendiri. Yang aku tau langit kali ini nampak begitu gagah.

Ketika benang dalam gulungan sudah kusut, banyak orang yang membuangnya, mereka tidak mau ribet untuk membenahi agar kembali seperti semula. Cinta pun sama seperti benang kusut, kisah kasih yang tak pernah ada habisnya. Canda tawa, sedih tangis kerap kali mewarni. Semisal kita ada permasalahan, pikiran terasa berat,  hati apalagi sudah tak kuruan rasanya. Ketika masalah itu datang pasti akan berbentuk seperti gulungan yang tidak tau ujung nya dimana, dia seperti benang kusut.

Tugas kalian hanya satu merangkai benang itu menjadi sebuah gulangan atau membiarkan benang itu tetap kusut. Diri andalah yang tau akan hal ini.

Setiap remaja kerap kali merasakan hal sama, bimbang akan pilihan bertahan atau mundur. Sikap dewasalah yang bisa membuat semua baik baik saja, benang kusut pun bisa menjadi gulungan yang rapi lagi jika kita memiliki kesabaran yang extra untuk hal ini. Ya, menyusunnya menjadi gulungan yang indah lagi. Posisi seperti ini lah yang kita harus pahami "kepada siapa kita harus kembali?" Bersujud diatas sajadah menjadi pilihan ketika hati dan logika tak sejalan. Kenapa kita harus bingung untuk menggulung benang kusut menjadi gulungan yang indah lagi jika jarak kemenangan hanya antara dahi dan sajadah.

Yang perlu kalian tau. Sekusut apa benang itu, pasti dapat dikembali seperti semula. Jika anda memiliki kenyakinan untuk mengembalikannya lagi. Libatkanlah Tuhanmu dalam urusan ini :)

Ratna dyah dwi islamiati | 19-04-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar