Udara pagi begitu terasa. Angin nampak bersetubuh dengan musimnya. Langit begitu nampak serasi dengan perpaduan warna biru muda, putih, dan biru tua. Awan nampak putih tulang bergulung- gulung di langit perpaduan. Inci demi inci menyimpan derap langkah yang berbeda. Dengan kadar rindu yang berbeda pula. Berlantun nada rindu yang kerap kali mewakili keadaan, ada yang lebih pantas untuk dipertanyakan. Tentang keadaan hati yang tak dapat dipungkiri bahwa dia rindu pada sosok itu.
Sudah terlampau sering saya mengatakan ini. Terlalu sulit untuk menggambarkan, mengungkapkan, bahkan untuk menuliskan tentang rindu yang kerap kali datang. Tembok yang sudah berdiri kokoh ketika kamu pergi kini mulai terkikis oleh rindu yang terbengkalai. Aku paham sangat paham, kita berada pada jarak yang tegas. Aku dengan sikapku dan kamu dengan sikapmu. Kita sama-sama sedang berjuang untuk menghidupi mimpi.
Aku bukan orang yang pandai berbicara, aku selalu kalah ketika beradu kata denganmu. Aku hanya sedikit pandai menulis, tapi tak ada bakat menggambar apalagi melukis. Aku hanya penulis yang menikmati bayang kerinduan yang terbengkalai. Entahlah, aku tidak mengerti kenapa aku masih mengetik tentangmu. Isi kepala saya sedang hitam putih, apalagi dengan hati. Rona warna yang masih monoton.
Jujur, aku terlalu mengkhawatirkan kamu. Apa kamu baik-baik saja? Aku tau pasti kamu baik, kamu selalu baik. Hanya saja aku yang terlalu khawatir. Rindu mengental pekat dalam bayang yang terbengkalai.
Kamu tak pernah salah menilaiku, hanya saja kamu belum tau persis tentangku, kamu belum seberapa mengetahuinya, sama halnya denganku, aku bahkan tak sedikitpun mengenalmu, hanya sekedar tau.
Aku ingin bisa memecah nalar tentang rindu yang terbengkalai. Meskipun tidak mudah, pasti akan ada jawaban pasti dari-Nya. Kisah lakon hidup yang begitu istimewa, selalu berhubungan satu dengan yang lainnya. Wajar saja rindu itu kerap hadir dalam lamunanku. Karena aku baru merasakan sebegitu hebatnya mencintai seseorang. Inilah saksi waktu dan usia.
Hanya sebatas hati yang ingin mencurahkan rasa padamu. Aku Rindu.
Rindu ini berputar perlahan dalam muara kecemasan. Aku takut rindu ini semakin terbengkalai. Semoga waktu masih sudi menghampiriku. Membawa sebuah jawaban pasti dari-Nya.
Ratna dyah dwi islamiati| 22-05-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar