Malam hari menjadi pilihan ketika rasa ingin tertuang dalam bentuk deret kata yang tak mempunyai ujung untuk mengakhirinya. Bayang-bayang kehidupan begitu tampak nyata dipandang mata. Hati yang selalu gelisah ketika memikirkan jalan keluar dari setiap masalah. Pikiran yang selalu mengolok-olok setiap kemampuan.
Hari-hari nampak biasa, masih terasa monoton untuk dijalankan. Sosok wanita dengan paras cantik, rambut sepunggung, memakai piama putih sangat mengejutkanku.
"Haii, sedang ngelamun ya?muka lo jelek banget." sontak lamunanku terhenti.
"Sialan ganggu aja jadi orang, kurang kerjaan ya mbak?'' tanyaku sinis.
Kenalkan sosok ini Anis namanya. Sahabat aku dari orok alias bayi. Kehidupan kita hampir sama, kita ngerasain hal yang sama. Ngerasain saat ditinggikan oleh perasaan dan merasakan saat dijatuhkan oleh perasaan. Cerita kita hampir sama hanya saja kita mencintai orang yang berbeda dengan karakter yang berbeda pula.
Hal yang sering kita lakuin bareng yaitu menatap nanar sambil menerawang. Langit-langit kamar yang semakin kusam menandakan sudah banyak cerita yang dia dengar tentang kita.
"Ehh, misalnya kamu jadi bidak catur, manakah yang paling kamu suka." pertanyaan yang sulit untuk diterka.
"Emm... Menurutku si lebih baik jadi pion."
Dia tak melanjutkan pertanyaannya, diapun tak menanyakan sebab akibat kenapa aku milih Pion.
Aku menerka akan sebuah jawaban yang terucap dari mulutku.
Kenapa aku pilih Pion?
Dia bidak catur yang paling kecil, dia hanya prajurit?
Sebuah pertanyaan berputar-putar menunggu sebuah jawaban pasti. Aku sama sekali tidak bisa memainkan permainan di papan hitam putih ini. Aku pun tak tau bagaimana cara menyusun bidak catur dalam papan. Tapi kenapa begitu spesial Pion bagiku. Sebuah pertanyaan lagi-lagi menerka pikiran untuk segera menjawab.
Jam memunjukkan pukul 22:00, kulirik kawan sebelah yang biasanya cerewet menceritakan ini itu. Dia sudah terlelap tidur, begitu cantik dengan balutan piama putihnya. Wajahnya memperlihatkan lelah, kali ini dia sedang tidak pura-pura. Bahunya yang tampak lungkrah merasakan begitu berat menompang kehidupan. Aku masih melihat wajah mungilnya. Ucapan terimakasih telah menjadi sosok sahabat yang baik selalu terucap dalam hati.
Suasana hening begitu menyelimuti malam ini, masih menerka jawaban pasti dari sebuah pertanyaan yang keluar dari mulutku beberapa jam tadi. Tiba-tiba sebuah kejadian terputar dengan sendirinya oleh pikiran. Kejadian yang pernah aku lewati bersama seseorang yang dulu begitu spesial. Sekarangpun masih terasa spesial. Kejadian yang begitu mengajarkan banyak hal tentang kehidupan.
Ibarat permainan catur, aku telah disiapkan tempat untuk bermain yaitu papan hitam putih. Seperti hidup, Tuhan telah menciptakan semesta untuk menikmati permainan yang telah dirangkai begitu apik oleh Sang Pencipta. Aku hanya sebuah Pion yang disiapkan untuk menyerang dengan pasti, mencapai satu tujuan yang pasti pula. Tuhanpun menciptakan berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar umat di dunia untuk menjadi penikmat kehidupan yang penuh tanya.
Perihal perasaan pion pun menjadi wakil yang baik. Misal kita dihadapkan dalam sebuah pertandingan memilih sebuah pasangan hidup. Pion yang berdiri paling depan, pion tidak hanya satu. Pion yang dapat bertahan diakhirlah, dia yang pantas untuk dipilih. Cinta yang agunglah yang patut untuk diperjuangkan. Ketahuilah satu hal, kita dipertemukan pasti ada campur tangan dari-Nya. Pasti ada hal yang tersembunyi yang telah dipersiapkan oleh-Nya. Ibarat Pion, kita hanya memantaskan untuk jadi yang terbaik dan disitulah kita berdiri sebagai pemenang. Kita sepakati itu.
Dalam permainan di papan hitam putihpun pion tidak sendiri, dia bersama raja, ratu, mentri dan kuda. Tetapi pionlah yang mampu menyita perhatianku. Pion hanya dapat bergerak maju, Pion tak dapat kembali ke tempat asal dari langkahnya. Dia tetap berjalan kedepan tanpa mundur sekalipun. Dia dapat mengambil alih permainan ketika dia berada pada posisi paling akhir. Dan dia adalah Pion yang berhasil merangkap menjadi apapun. Dia keluar menjadi pemenang. Mungkin itu yang aku suka dari sebuah Pion kecil dan sekalipun dia hanya prajurit yang berdiri paling depan, membawa setiap langkahnya untuk menjadi yang terbaik.
Ini tentang kehidupan yang selalu mengajarkan banyak hal. Dari sebuah Pion caturlah dapat diambil segi positifnya. Pion yang kecillah dapat berubah menjadi Pion yang besar ketika dia berhasil mengalihkan permainan ketika diakhir.
Sama halnya penikmat catur, penikmat kehidupan pun sama. Masa sekarang adalah masa anda. Masa dulu anda adalah masa lalu anda. Dan masa yang akan datang adalah masa depan anda. Tinggal kitalah yang menuntukan jalan mana yang harus ditempuh.
Tunjukkan kalian adalah Pion yang hebat
Malam ini sayup-sayup terdengar suara angin sedang berbisik. Menyaksikan begitu lugunya sang daun bergoyang. Tembok terlihat serasi dengan cahaya lampu yang menyorot. Nampak romantis dipandang mata. Aku disini terlahir sebagai manusia yang berbeda. Kalianpun juga berbeda. Dibekali dengan kelebihan dan kekurangan dari-Nya mutlak menjadikan semangat untuk mencontoh Pion yang hebat.
Ratna dyah dwi islamiati | 10-05-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar