Panasnya hari ini begitu menenggelamkan. Keringat tak henti—henti bercucuran. Kehilangan banyak cairan dalam tubuh. Tapi ada sehatnya juga. Ternyata kehilangan tak selamanya buruk. Derap langkah angin yang begitu hati-hati membuatku sedikit nyaman pada keadaan. Kembali mengusik tentang perjalanan pejuang cinta. Walaupun itu mengenai masalah setiap orang, tetapi itu menarik untuk direnungkan. Kembali dengan sebuah kata sederhana melahirkan makna yang begitu luas bahkan begitu dahsyat untuk dijalankan. Ya, dia adalah CINTA. Sebegitu sederhana tapi juga istimewa.
"Cinta adalah salah satu perilaku otak yang tidak Rasional. Otak menjadi *tidak logis* dan secara Harfiah BUTA akan kekurangan-kekurangan sang kekasih" ~Louanne Brizendine.
Bukankan ini definisi yang sangat cukup menggambarkan tentang cinta. Tak begitu heran, banyak orang yang stres cuma gara-gara cinta. Ini itu permasalahan selalu hadir dalam hubungan percintaan.
Dalam pengenalan yang berujung jatuh cinta pun memiliki rumus selayaknya pelajaran matematika. Bukankah sama rumitnya.
Mata + Hati + Tertarik + Dekat + Nyaman + Kontak batin = Jatuh Cinta
Setidaknya seperti itu kita merumuskannya. Jika salah satu unsur penting tidak terpenuhi. Bukan jadi cinta yang kalian mau, mungkin cinta dalam konteks lain semisal: Cinta dalam bentuk mengagumi (fans), cinta dalam bentuk rasa nyaman (teman dekat). Jika unsur yang diatas terpenuhi mungkin anda mengalami apa itu jatuh cinta. Tapi lagi-lagi jodoh ditangan Tuhan. Setidaknya usaha, kalau enggak usaha jodoh masih tetep aja ditangan Tuhan.
Ketika sudah sekian lama menjalani hubungan. Pasti akan ada konflik batin yang cukup menyita kewarasan kalian,bagi mereka yang tidak bisa bekerjasama dengan baik. Masalah kecil bisa merembet menjadi besar. Ini masanya dimana pikiran dan hati anda beradu argumen. Seakan keduanya saling membenarkan. Ketika salah satu dari kalian sudah mengalami yang namanya bosan, dan memilih untuk bermain-main dengan yang lain, maka salah satu dari kalian harus ada yang mengalah. Mengalah disini bukan dalam arti kalah, tapi mengalah untuk sesuatu yang baik. Berpikirlah dengan hati, setidaknya bisa mengiyakan sebuah tujuan. Merenunglah untuk ini, karena itu masalah perasaanmu.
Beda halnya jika kamu terlalu sayang dan sulit melepaskan. Kebisaan dari setiap pasangan ketika emang sudah 'mengstuck' bahwa hatiku sudah berhenti dikamu. Boleh—boleh saja mengucapkan, tetapi dengan syarat bisa menjalankan bukan hanya wacana belaka. Jika memang pasangan kalian sudah tidak bisa bersama. Jangan takut untuk kehilangan. Lepaskan!!!. Kamu jangan menjadi 'penjara' untuk pasanganmu. Sebenarnya dia tidak ingin dibatasi berbagai macam kebebasan. Kenapa harus takut melepaskan, toh ketika kita sudah 'mati' semua yang kita miliki akan hilang.
Biarkan yang mampir hanya mampir, biarkan yang ingin singgah untuk singgah, biarkan yang ingin tinggal tetap tinggal, biarkan yang ingin pergi biar pergi.
Lepaskan jika memang ingin pergi. Memeluk terlalu erat adalah sengsara. Jangan khuatir Allah masih punya rencana yang lebih oke dari yang kalian kira. Belajar menikmati kesendirian jauh lebih nyaman ketika yang dirasa bisa membuat bahagia hanya menyia—nyiakan.
Teruntuk kalian yang bingung perihal cinta. Tak payah kalian memaksakan. Jangan salahkan keadaan. Buktinya aku bisa menikmati kesendirian karena aku suka dan bahagia. Untuk saat ini aku nyaman dengan kondisiku. Karena aku tidak akan menyalahkan siapapun, termasuk keadaan.
Ratna dyah dwi islamiati | 29-05-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar